Jumat, 18 Oktober 2013
ETIKA GURU MENURUT KH. HASYIM ASYHARI
Etika
guru dalam proses belajar mengajar agama Islam menurut KH. Hasyim Asyari dalam
kitab Adabul Alim Wal Mutaallim, adalah sebagai berikut :
1. Etika Guru terhadap diri sendiri yang harus
dipenuhi dan dimiliki oleh setiap pribadi guru
2. Etika Guru dalam proses belajar mengajar
3. Etika bagi Guru terhadap murid
4. Etika terhadap kitab sebagai alat pelajaran
Pemikiran
KH. Hasyim Asyari mengenai etika yang harus dipedomani oleh guru masih sangat
relevan untuk diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar agama Islam
pada saat ini. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai manivestasi kompetensi yang
ia miliki untuk menggapai derajat tertinggi baik dalam pandangan manusia maupun
pandangan Tuhan.
a) Etika
Seorang Guru
Seorang
guru dalam menyampaikan ilmu pada peserta didik harus memiliki etika sebagai
berikut :
1. selalu mendekatkan diri kepada Allah
2. senantiasa takut kepada Allah
3. senantiasa bersikap tenang
4. senantiasa berhati-hati
5. senantiasa tawadhu’ dan khusus
6. mengadukan segala persoalannya kepada Allah
SWT
7. tidak menggunakan ilmunya untuk keduniawian
saja
8. tidak selalu memanjakan anak didik
9. berlaku zuhud dalam kehidupan dunia
10. menghindari berusaha dalam hal-hal yang
rendah
11. menghindari tempat-tempat yang kotor atau
maksiat
12. mengamalkan sunnah nabi
13. mengistiqomahkan membaca al-qur’an
14. bersikap ramah, ceria, dan suka menebarkan
salam
15. membersihkan diri dari perbuatan yang tidak
disukai Allah
16. menumbuhkan semangat untuk mengembangkan
dan menambah ilmu pengetahuan
17. tidak menyalahgunakan ilmu dengan
menyombongkannya
18. dan membiasakan diri menulis, mengarang dan
meringkas
Dalam
pembahasan ini ada satu hal yang sangat menarik, yaitu tentang poin yang
terakhir guru harus rajin menulis, mengarang dan meringkas. Hal ini masih
sangat jarang dijumpai, ini juga merupakan menjadi salah satu faktor mengapa
masih sangat sulit dijumpai karya-karya ilmiah. Padahal dengan adanya guru yang
selalu menulis, mengarang dan merangkum, ilmu yang dia miliki akan terabadikan.
b) Etika
Guru dalam mengajar
Seorang
guru ketika mengajar dan hendak mengajar hendaknya memperhatikan etika-etika
berikut :
1. mensucikan diri dari hadats dan kotoran
2. berpakaian yang sopan dan rapi serta
berusaha berbau wewangian
3. berniat beribadah ketika dalam mengajarkan
ilmu
4. menyampaikan hal-hal yang diajarkan oleh
Allah (walaupun hanya sedikit)
5. membiasakan membaca untuk menambah ilmu
pengetahuan
6. memberikan salam ketika masuk kedalam kelas
7. sebelum belajar berdo’alah untuk para ahli
ilmu yang telah terlebih dahulu meninggalkan kita
8. berpenampilan yang kalem dan menghindarkan
hal-hal yang tidak pantas dipandang mata
9. menghindarkan diri dari gurauan dan banyak
tertawa
10. jangan sekali-kali mengajar dalam kondisi
lapar, makan, marah, mengantuk, dan lain sebagainya
11. hendaknya mengambil tempat duduk yang
strategis
12. usahakan berpenampilan ramah, tegas, lugas
dan tidak sombong
13. dalam mengajar hendaknya mendahulukan
materi yang penting dan disesuaikan dengan profesionalisme yang dimiliki
14. jangan mengajarkan hal-hal yang bersifat
subhat yang dapat menyesatkan
15. perhatikan msing-masing kemampuan murid
dalam meperhatikan dan jangan mengajar terlalu lama
16. menciptakan ketengan dalam belajar
17. menegur dengan lemah lembut dan baik ketika
terdapat murid yang bandel
18. bersikap terbuka dengan berbagai persoalan
yang ditemukan
19. berilah kesempatan pada murid yang datang
terlambat dan ulangilah penjelasannya agar mudah dipahami apa yang dimaksud
20.dan apabila sudah selesai berilah
kesempatan kepada anak didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
Dari
pemikiran yang ditawarkan oleh hasyim asy’ari tersebut, terlihatlah bahwa
pemikirannya tentang etika guru dalam mengajar ini sesuai dengan apa yang
beliau dan kita alami selama ini. Hal ini mengindikasikan bahwa apa yang beliau
fikirkan adalah bersifat fragmatis atau berdasarkan pengalaman. Sehingga hal
inilah yang memberikan nilai tambah begi pemikirannya.
c) Etika
Guru Bersama Murid
Guru
dan murid pada dasarnya memiliki tanggung jawab yang berbeda, namun terkadang
seorang guru dan murid mempunyai tanggung jawab yang sama, diantara etika
tersebut adalah :
1. berniat mendidik dan menyebarkan ilmu
pengetahuan serta menghidupkan syari’at islam
2. menghindari ketidak ikhlasan dan mengejar
keduniawian
3. hendaknya selalu melakukan instropeksi diri
4. menggunakan metode yang sudah dipahami
murid
5. membangkitkan semangat murid dengan
memotivasinya, begitu murid yang satu dengan yang lain
6. memberikan latihan – latihan yang bersifat
membantu
7. selalu memperhatikan kemapuan peserta didik
yang lain
8. bersikap terbuka dan lapang dada
9. membantu memecahkan masalah dan kesulitan
peserta didik
10. tunjukkan sikap yang arif dan tawadhu’
kepada peserta didik yang satu dengan yang lain.
Bila sebelumnya seorang murid dengan guru
memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda, maka setelah kita telaah
kembali, ternyata seorang guru dan murid juga memiliki tugas yang serupa
seperti tersebut di atas. Ini mengindikasikan bahwa pemikiran Hasyim Asy’ari
tidak hanya tertuju pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh peserta didik
dan guru, namun juga keasamaan yang dimiliki dan yang harus dijalani. Hal ini pulalah
yang memberikan indikasi nilai utama yang lebih pada hasil pemikirannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar