Flying Pink Butterfly Kaoani hany_@lony: Oktober 2013


Jumat, 18 Oktober 2013

ETIKA GURU MENURUT KH. HASYIM ASYHARI

Etika guru dalam proses belajar mengajar agama Islam menurut KH. Hasyim Asyari dalam kitab Adabul Alim Wal Mutaallim, adalah sebagai berikut :
1.       Etika Guru terhadap diri sendiri yang harus dipenuhi dan dimiliki oleh setiap pribadi guru
2.      Etika Guru dalam proses belajar mengajar
3.      Etika bagi Guru terhadap murid
4.      Etika terhadap kitab sebagai alat pelajaran
     Pemikiran KH. Hasyim Asyari mengenai etika yang harus dipedomani oleh guru masih sangat relevan untuk diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar agama Islam pada saat ini. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai manivestasi kompetensi yang ia miliki untuk menggapai derajat tertinggi baik dalam pandangan manusia maupun pandangan Tuhan.
a)      Etika Seorang Guru
Seorang guru dalam menyampaikan ilmu pada peserta didik harus memiliki etika sebagai berikut :
1.     selalu mendekatkan diri kepada Allah
2.    senantiasa takut kepada Allah
3.    senantiasa bersikap tenang
4.    senantiasa berhati-hati
5.    senantiasa tawadhu’ dan khusus
6.    mengadukan segala persoalannya kepada Allah SWT
7.    tidak menggunakan ilmunya untuk keduniawian saja
8.    tidak selalu memanjakan anak didik
9.    berlaku zuhud dalam kehidupan dunia
10. menghindari berusaha dalam hal-hal yang rendah
11.  menghindari tempat-tempat yang kotor atau maksiat
12. mengamalkan sunnah nabi
13. mengistiqomahkan membaca al-qur’an
14. bersikap ramah, ceria, dan suka menebarkan salam
15. membersihkan diri dari perbuatan yang tidak disukai Allah
16. menumbuhkan semangat untuk mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan
17. tidak menyalahgunakan ilmu dengan menyombongkannya
18. dan membiasakan diri menulis, mengarang dan meringkas
Dalam pembahasan ini ada satu hal yang sangat menarik, yaitu tentang poin yang terakhir guru harus rajin menulis, mengarang dan meringkas. Hal ini masih sangat jarang dijumpai, ini juga merupakan menjadi salah satu faktor mengapa masih sangat sulit dijumpai karya-karya ilmiah. Padahal dengan adanya guru yang selalu menulis, mengarang dan merangkum, ilmu yang dia miliki akan terabadikan.

b)     Etika Guru dalam mengajar
Seorang guru ketika mengajar dan hendak mengajar hendaknya memperhatikan etika-etika berikut :
1.     mensucikan diri dari hadats dan kotoran
2.    berpakaian yang sopan dan rapi serta berusaha berbau wewangian
3.    berniat beribadah ketika dalam mengajarkan ilmu
4.    menyampaikan hal-hal yang diajarkan oleh Allah (walaupun hanya sedikit)
5.    membiasakan membaca untuk menambah ilmu pengetahuan
6.    memberikan salam ketika masuk kedalam kelas
7.    sebelum belajar berdo’alah untuk para ahli ilmu yang telah terlebih dahulu meninggalkan kita
8.    berpenampilan yang kalem dan menghindarkan hal-hal yang tidak pantas dipandang mata
9.    menghindarkan diri dari gurauan dan banyak tertawa
10. jangan sekali-kali mengajar dalam kondisi lapar, makan, marah, mengantuk, dan lain sebagainya
11.  hendaknya mengambil tempat duduk yang strategis
12. usahakan berpenampilan ramah, tegas, lugas dan tidak sombong
13. dalam mengajar hendaknya mendahulukan materi yang penting dan disesuaikan dengan profesionalisme yang dimiliki
14. jangan mengajarkan hal-hal yang bersifat subhat yang dapat menyesatkan
15. perhatikan msing-masing kemampuan murid dalam meperhatikan dan jangan mengajar terlalu lama
16. menciptakan ketengan dalam belajar
17. menegur dengan lemah lembut dan baik ketika terdapat murid yang bandel
18. bersikap terbuka dengan berbagai persoalan yang ditemukan
19. berilah kesempatan pada murid yang datang terlambat dan ulangilah penjelasannya agar mudah dipahami apa yang dimaksud
20.dan apabila sudah selesai berilah kesempatan kepada anak didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
Dari pemikiran yang ditawarkan oleh hasyim asy’ari tersebut, terlihatlah bahwa pemikirannya tentang etika guru dalam mengajar ini sesuai dengan apa yang beliau dan kita alami selama ini. Hal ini mengindikasikan bahwa apa yang beliau fikirkan adalah bersifat fragmatis atau berdasarkan pengalaman. Sehingga hal inilah yang memberikan nilai tambah begi pemikirannya.    
c)      Etika Guru Bersama Murid
Guru dan murid pada dasarnya memiliki tanggung jawab yang berbeda, namun terkadang seorang guru dan murid mempunyai tanggung jawab yang sama, diantara etika tersebut adalah :
1.     berniat mendidik dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta menghidupkan syari’at islam
2.    menghindari ketidak ikhlasan dan mengejar keduniawian
3.    hendaknya selalu melakukan instropeksi diri
4.    menggunakan metode yang sudah dipahami murid
5. membangkitkan semangat murid dengan memotivasinya, begitu murid yang satu dengan yang lain
6.    memberikan latihan – latihan yang bersifat membantu
7.    selalu memperhatikan kemapuan peserta didik yang lain
8.    bersikap terbuka dan lapang dada
9.    membantu memecahkan masalah dan kesulitan peserta didik
10. tunjukkan sikap yang arif dan tawadhu’ kepada peserta didik yang satu dengan yang lain.

Bila sebelumnya seorang murid dengan guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda, maka setelah kita telaah kembali, ternyata seorang guru dan murid juga memiliki tugas yang serupa seperti tersebut di atas. Ini mengindikasikan bahwa pemikiran Hasyim Asy’ari tidak hanya tertuju pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh peserta didik dan guru, namun juga keasamaan yang dimiliki dan yang harus dijalani. Hal ini pulalah yang memberikan indikasi nilai utama yang lebih pada hasil pemikirannya.

ETIKA GURU MENURUT KH. HASYIM ASYHARI

Etika guru dalam proses belajar mengajar agama Islam menurut KH. Hasyim Asyari dalam kitab Adabul Alim Wal Mutaallim, adalah sebagai berikut :
1.       Etika Guru terhadap diri sendiri yang harus dipenuhi dan dimiliki oleh setiap pribadi guru
2.      Etika Guru dalam proses belajar mengajar
3.      Etika bagi Guru terhadap murid
4.      Etika terhadap kitab sebagai alat pelajaran
     Pemikiran KH. Hasyim Asyari mengenai etika yang harus dipedomani oleh guru masih sangat relevan untuk diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar agama Islam pada saat ini. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai manivestasi kompetensi yang ia miliki untuk menggapai derajat tertinggi baik dalam pandangan manusia maupun pandangan Tuhan.
a)      Etika Seorang Guru
Seorang guru dalam menyampaikan ilmu pada peserta didik harus memiliki etika sebagai berikut :
1.     selalu mendekatkan diri kepada Allah
2.    senantiasa takut kepada Allah
3.    senantiasa bersikap tenang
4.    senantiasa berhati-hati
5.    senantiasa tawadhu’ dan khusus
6.    mengadukan segala persoalannya kepada Allah SWT
7.    tidak menggunakan ilmunya untuk keduniawian saja
8.    tidak selalu memanjakan anak didik
9.    berlaku zuhud dalam kehidupan dunia
10. menghindari berusaha dalam hal-hal yang rendah
11.  menghindari tempat-tempat yang kotor atau maksiat
12. mengamalkan sunnah nabi
13. mengistiqomahkan membaca al-qur’an
14. bersikap ramah, ceria, dan suka menebarkan salam
15. membersihkan diri dari perbuatan yang tidak disukai Allah
16. menumbuhkan semangat untuk mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan
17. tidak menyalahgunakan ilmu dengan menyombongkannya
18. dan membiasakan diri menulis, mengarang dan meringkas
Dalam pembahasan ini ada satu hal yang sangat menarik, yaitu tentang poin yang terakhir guru harus rajin menulis, mengarang dan meringkas. Hal ini masih sangat jarang dijumpai, ini juga merupakan menjadi salah satu faktor mengapa masih sangat sulit dijumpai karya-karya ilmiah. Padahal dengan adanya guru yang selalu menulis, mengarang dan merangkum, ilmu yang dia miliki akan terabadikan.

b)     Etika Guru dalam mengajar
Seorang guru ketika mengajar dan hendak mengajar hendaknya memperhatikan etika-etika berikut :
1.     mensucikan diri dari hadats dan kotoran
2.    berpakaian yang sopan dan rapi serta berusaha berbau wewangian
3.    berniat beribadah ketika dalam mengajarkan ilmu
4.    menyampaikan hal-hal yang diajarkan oleh Allah (walaupun hanya sedikit)
5.    membiasakan membaca untuk menambah ilmu pengetahuan
6.    memberikan salam ketika masuk kedalam kelas
7.    sebelum belajar berdo’alah untuk para ahli ilmu yang telah terlebih dahulu meninggalkan kita
8.    berpenampilan yang kalem dan menghindarkan hal-hal yang tidak pantas dipandang mata
9.    menghindarkan diri dari gurauan dan banyak tertawa
10. jangan sekali-kali mengajar dalam kondisi lapar, makan, marah, mengantuk, dan lain sebagainya
11.  hendaknya mengambil tempat duduk yang strategis
12. usahakan berpenampilan ramah, tegas, lugas dan tidak sombong
13. dalam mengajar hendaknya mendahulukan materi yang penting dan disesuaikan dengan profesionalisme yang dimiliki
14. jangan mengajarkan hal-hal yang bersifat subhat yang dapat menyesatkan
15. perhatikan msing-masing kemampuan murid dalam meperhatikan dan jangan mengajar terlalu lama
16. menciptakan ketengan dalam belajar
17. menegur dengan lemah lembut dan baik ketika terdapat murid yang bandel
18. bersikap terbuka dengan berbagai persoalan yang ditemukan
19. berilah kesempatan pada murid yang datang terlambat dan ulangilah penjelasannya agar mudah dipahami apa yang dimaksud
20.dan apabila sudah selesai berilah kesempatan kepada anak didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
Dari pemikiran yang ditawarkan oleh hasyim asy’ari tersebut, terlihatlah bahwa pemikirannya tentang etika guru dalam mengajar ini sesuai dengan apa yang beliau dan kita alami selama ini. Hal ini mengindikasikan bahwa apa yang beliau fikirkan adalah bersifat fragmatis atau berdasarkan pengalaman. Sehingga hal inilah yang memberikan nilai tambah begi pemikirannya.    
c)      Etika Guru Bersama Murid
Guru dan murid pada dasarnya memiliki tanggung jawab yang berbeda, namun terkadang seorang guru dan murid mempunyai tanggung jawab yang sama, diantara etika tersebut adalah :
1.     berniat mendidik dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta menghidupkan syari’at islam
2.    menghindari ketidak ikhlasan dan mengejar keduniawian
3.    hendaknya selalu melakukan instropeksi diri
4.    menggunakan metode yang sudah dipahami murid
5. membangkitkan semangat murid dengan memotivasinya, begitu murid yang satu dengan yang lain
6.    memberikan latihan – latihan yang bersifat membantu
7.    selalu memperhatikan kemapuan peserta didik yang lain
8.    bersikap terbuka dan lapang dada
9.    membantu memecahkan masalah dan kesulitan peserta didik
10. tunjukkan sikap yang arif dan tawadhu’ kepada peserta didik yang satu dengan yang lain.

Bila sebelumnya seorang murid dengan guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda, maka setelah kita telaah kembali, ternyata seorang guru dan murid juga memiliki tugas yang serupa seperti tersebut di atas. Ini mengindikasikan bahwa pemikiran Hasyim Asy’ari tidak hanya tertuju pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh peserta didik dan guru, namun juga keasamaan yang dimiliki dan yang harus dijalani. Hal ini pulalah yang memberikan indikasi nilai utama yang lebih pada hasil pemikirannya.

ETIKA GURU MENURUT KH. HASYIM ASYHARI

Etika guru dalam proses belajar mengajar agama Islam menurut KH. Hasyim Asyari dalam kitab Adabul Alim Wal Mutaallim, adalah sebagai berikut :
1.       Etika Guru terhadap diri sendiri yang harus dipenuhi dan dimiliki oleh setiap pribadi guru
2.      Etika Guru dalam proses belajar mengajar
3.      Etika bagi Guru terhadap murid
4.      Etika terhadap kitab sebagai alat pelajaran
     Pemikiran KH. Hasyim Asyari mengenai etika yang harus dipedomani oleh guru masih sangat relevan untuk diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar agama Islam pada saat ini. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai manivestasi kompetensi yang ia miliki untuk menggapai derajat tertinggi baik dalam pandangan manusia maupun pandangan Tuhan.
a)      Etika Seorang Guru
Seorang guru dalam menyampaikan ilmu pada peserta didik harus memiliki etika sebagai berikut :
1.     selalu mendekatkan diri kepada Allah
2.    senantiasa takut kepada Allah
3.    senantiasa bersikap tenang
4.    senantiasa berhati-hati
5.    senantiasa tawadhu’ dan khusus
6.    mengadukan segala persoalannya kepada Allah SWT
7.    tidak menggunakan ilmunya untuk keduniawian saja
8.    tidak selalu memanjakan anak didik
9.    berlaku zuhud dalam kehidupan dunia
10. menghindari berusaha dalam hal-hal yang rendah
11.  menghindari tempat-tempat yang kotor atau maksiat
12. mengamalkan sunnah nabi
13. mengistiqomahkan membaca al-qur’an
14. bersikap ramah, ceria, dan suka menebarkan salam
15. membersihkan diri dari perbuatan yang tidak disukai Allah
16. menumbuhkan semangat untuk mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan
17. tidak menyalahgunakan ilmu dengan menyombongkannya
18. dan membiasakan diri menulis, mengarang dan meringkas
Dalam pembahasan ini ada satu hal yang sangat menarik, yaitu tentang poin yang terakhir guru harus rajin menulis, mengarang dan meringkas. Hal ini masih sangat jarang dijumpai, ini juga merupakan menjadi salah satu faktor mengapa masih sangat sulit dijumpai karya-karya ilmiah. Padahal dengan adanya guru yang selalu menulis, mengarang dan merangkum, ilmu yang dia miliki akan terabadikan.

b)     Etika Guru dalam mengajar
Seorang guru ketika mengajar dan hendak mengajar hendaknya memperhatikan etika-etika berikut :
1.     mensucikan diri dari hadats dan kotoran
2.    berpakaian yang sopan dan rapi serta berusaha berbau wewangian
3.    berniat beribadah ketika dalam mengajarkan ilmu
4.    menyampaikan hal-hal yang diajarkan oleh Allah (walaupun hanya sedikit)
5.    membiasakan membaca untuk menambah ilmu pengetahuan
6.    memberikan salam ketika masuk kedalam kelas
7.    sebelum belajar berdo’alah untuk para ahli ilmu yang telah terlebih dahulu meninggalkan kita
8.    berpenampilan yang kalem dan menghindarkan hal-hal yang tidak pantas dipandang mata
9.    menghindarkan diri dari gurauan dan banyak tertawa
10. jangan sekali-kali mengajar dalam kondisi lapar, makan, marah, mengantuk, dan lain sebagainya
11.  hendaknya mengambil tempat duduk yang strategis
12. usahakan berpenampilan ramah, tegas, lugas dan tidak sombong
13. dalam mengajar hendaknya mendahulukan materi yang penting dan disesuaikan dengan profesionalisme yang dimiliki
14. jangan mengajarkan hal-hal yang bersifat subhat yang dapat menyesatkan
15. perhatikan msing-masing kemampuan murid dalam meperhatikan dan jangan mengajar terlalu lama
16. menciptakan ketengan dalam belajar
17. menegur dengan lemah lembut dan baik ketika terdapat murid yang bandel
18. bersikap terbuka dengan berbagai persoalan yang ditemukan
19. berilah kesempatan pada murid yang datang terlambat dan ulangilah penjelasannya agar mudah dipahami apa yang dimaksud
20.dan apabila sudah selesai berilah kesempatan kepada anak didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
Dari pemikiran yang ditawarkan oleh hasyim asy’ari tersebut, terlihatlah bahwa pemikirannya tentang etika guru dalam mengajar ini sesuai dengan apa yang beliau dan kita alami selama ini. Hal ini mengindikasikan bahwa apa yang beliau fikirkan adalah bersifat fragmatis atau berdasarkan pengalaman. Sehingga hal inilah yang memberikan nilai tambah begi pemikirannya.    
c)      Etika Guru Bersama Murid
Guru dan murid pada dasarnya memiliki tanggung jawab yang berbeda, namun terkadang seorang guru dan murid mempunyai tanggung jawab yang sama, diantara etika tersebut adalah :
1.     berniat mendidik dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta menghidupkan syari’at islam
2.    menghindari ketidak ikhlasan dan mengejar keduniawian
3.    hendaknya selalu melakukan instropeksi diri
4.    menggunakan metode yang sudah dipahami murid
5. membangkitkan semangat murid dengan memotivasinya, begitu murid yang satu dengan yang lain
6.    memberikan latihan – latihan yang bersifat membantu
7.    selalu memperhatikan kemapuan peserta didik yang lain
8.    bersikap terbuka dan lapang dada
9.    membantu memecahkan masalah dan kesulitan peserta didik
10. tunjukkan sikap yang arif dan tawadhu’ kepada peserta didik yang satu dengan yang lain.

Bila sebelumnya seorang murid dengan guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda, maka setelah kita telaah kembali, ternyata seorang guru dan murid juga memiliki tugas yang serupa seperti tersebut di atas. Ini mengindikasikan bahwa pemikiran Hasyim Asy’ari tidak hanya tertuju pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh peserta didik dan guru, namun juga keasamaan yang dimiliki dan yang harus dijalani. Hal ini pulalah yang memberikan indikasi nilai utama yang lebih pada hasil pemikirannya.

ETIKA GURU MENURUT KH. HASYIM ASYHARI

Etika guru dalam proses belajar mengajar agama Islam menurut KH. Hasyim Asyari dalam kitab Adabul Alim Wal Mutaallim, adalah sebagai berikut :
1.       Etika Guru terhadap diri sendiri yang harus dipenuhi dan dimiliki oleh setiap pribadi guru
2.      Etika Guru dalam proses belajar mengajar
3.      Etika bagi Guru terhadap murid
4.      Etika terhadap kitab sebagai alat pelajaran
     Pemikiran KH. Hasyim Asyari mengenai etika yang harus dipedomani oleh guru masih sangat relevan untuk diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar agama Islam pada saat ini. Hal ini juga dapat dijadikan sebagai manivestasi kompetensi yang ia miliki untuk menggapai derajat tertinggi baik dalam pandangan manusia maupun pandangan Tuhan.
a)      Etika Seorang Guru
Seorang guru dalam menyampaikan ilmu pada peserta didik harus memiliki etika sebagai berikut :
1.     selalu mendekatkan diri kepada Allah
2.    senantiasa takut kepada Allah
3.    senantiasa bersikap tenang
4.    senantiasa berhati-hati
5.    senantiasa tawadhu’ dan khusus
6.    mengadukan segala persoalannya kepada Allah SWT
7.    tidak menggunakan ilmunya untuk keduniawian saja
8.    tidak selalu memanjakan anak didik
9.    berlaku zuhud dalam kehidupan dunia
10. menghindari berusaha dalam hal-hal yang rendah
11.  menghindari tempat-tempat yang kotor atau maksiat
12. mengamalkan sunnah nabi
13. mengistiqomahkan membaca al-qur’an
14. bersikap ramah, ceria, dan suka menebarkan salam
15. membersihkan diri dari perbuatan yang tidak disukai Allah
16. menumbuhkan semangat untuk mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan
17. tidak menyalahgunakan ilmu dengan menyombongkannya
18. dan membiasakan diri menulis, mengarang dan meringkas
Dalam pembahasan ini ada satu hal yang sangat menarik, yaitu tentang poin yang terakhir guru harus rajin menulis, mengarang dan meringkas. Hal ini masih sangat jarang dijumpai, ini juga merupakan menjadi salah satu faktor mengapa masih sangat sulit dijumpai karya-karya ilmiah. Padahal dengan adanya guru yang selalu menulis, mengarang dan merangkum, ilmu yang dia miliki akan terabadikan.

b)     Etika Guru dalam mengajar
Seorang guru ketika mengajar dan hendak mengajar hendaknya memperhatikan etika-etika berikut :
1.     mensucikan diri dari hadats dan kotoran
2.    berpakaian yang sopan dan rapi serta berusaha berbau wewangian
3.    berniat beribadah ketika dalam mengajarkan ilmu
4.    menyampaikan hal-hal yang diajarkan oleh Allah (walaupun hanya sedikit)
5.    membiasakan membaca untuk menambah ilmu pengetahuan
6.    memberikan salam ketika masuk kedalam kelas
7.    sebelum belajar berdo’alah untuk para ahli ilmu yang telah terlebih dahulu meninggalkan kita
8.    berpenampilan yang kalem dan menghindarkan hal-hal yang tidak pantas dipandang mata
9.    menghindarkan diri dari gurauan dan banyak tertawa
10. jangan sekali-kali mengajar dalam kondisi lapar, makan, marah, mengantuk, dan lain sebagainya
11.  hendaknya mengambil tempat duduk yang strategis
12. usahakan berpenampilan ramah, tegas, lugas dan tidak sombong
13. dalam mengajar hendaknya mendahulukan materi yang penting dan disesuaikan dengan profesionalisme yang dimiliki
14. jangan mengajarkan hal-hal yang bersifat subhat yang dapat menyesatkan
15. perhatikan msing-masing kemampuan murid dalam meperhatikan dan jangan mengajar terlalu lama
16. menciptakan ketengan dalam belajar
17. menegur dengan lemah lembut dan baik ketika terdapat murid yang bandel
18. bersikap terbuka dengan berbagai persoalan yang ditemukan
19. berilah kesempatan pada murid yang datang terlambat dan ulangilah penjelasannya agar mudah dipahami apa yang dimaksud
20.dan apabila sudah selesai berilah kesempatan kepada anak didik untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti.
Dari pemikiran yang ditawarkan oleh hasyim asy’ari tersebut, terlihatlah bahwa pemikirannya tentang etika guru dalam mengajar ini sesuai dengan apa yang beliau dan kita alami selama ini. Hal ini mengindikasikan bahwa apa yang beliau fikirkan adalah bersifat fragmatis atau berdasarkan pengalaman. Sehingga hal inilah yang memberikan nilai tambah begi pemikirannya.    
c)      Etika Guru Bersama Murid
Guru dan murid pada dasarnya memiliki tanggung jawab yang berbeda, namun terkadang seorang guru dan murid mempunyai tanggung jawab yang sama, diantara etika tersebut adalah :
1.     berniat mendidik dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta menghidupkan syari’at islam
2.    menghindari ketidak ikhlasan dan mengejar keduniawian
3.    hendaknya selalu melakukan instropeksi diri
4.    menggunakan metode yang sudah dipahami murid
5. membangkitkan semangat murid dengan memotivasinya, begitu murid yang satu dengan yang lain
6.    memberikan latihan – latihan yang bersifat membantu
7.    selalu memperhatikan kemapuan peserta didik yang lain
8.    bersikap terbuka dan lapang dada
9.    membantu memecahkan masalah dan kesulitan peserta didik
10. tunjukkan sikap yang arif dan tawadhu’ kepada peserta didik yang satu dengan yang lain.

Bila sebelumnya seorang murid dengan guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda, maka setelah kita telaah kembali, ternyata seorang guru dan murid juga memiliki tugas yang serupa seperti tersebut di atas. Ini mengindikasikan bahwa pemikiran Hasyim Asy’ari tidak hanya tertuju pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh peserta didik dan guru, namun juga keasamaan yang dimiliki dan yang harus dijalani. Hal ini pulalah yang memberikan indikasi nilai utama yang lebih pada hasil pemikirannya.